Halaman

Kamis, 05 Agustus 2010

Indahnya Danau Sentani di Bumi Cenderawasih

Siapa bilang Papua atau pulau yang terkenal dengan sebutan “Bumi cenderawasih” ini hanya berisi bukit-bukit, hutan dan cuaca panas saja??? Pulau ini juga punya wisata bahari yang tidak kalah dari wilayah-wilayah lain di Indonesia. Salah satunya adalah Danau Sentani.
Tidak kurang dari empat belas kabupaten di Papua mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri bagi anda yang berkunjung. Banyak pilihan yang bisa anda kunjungi, ada wisata bahari yang mempersembahkan taman laut yang mempesona, wisata budaya, sejarah dan terlebih wisata fauna dan flora yang mungkin tidak bisa anda temui ditempat lain seperti burung cenderawasih.

Semua tempat wisata yang mengagumkan ini masih sangat alami. Dengan peradaban masyarakat pedalaman yang masih primitive, menjadikan Papua sebagai sebuah tempat wisata yang sangat menarik perhatian para wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal.
Kota Jaya Pura yang dulu dikenal dengan nama Hollandia terdapat sebuah museum yang menyediakan berbagai informasi budaya di Papua seperti ukiran dari berbagai kabupaten, alat perang, tenunan dan tarian adat, serta berbagai ritus dan peninggalan purbakala.
Danau Sentani
Di Sentani juga terdapat tugu Jendral Douglas Mc Arthur peninggalan Perang Dunia II. Di sebelah utara monument Mc Arthur, pada ketinggian 325 meter terdapat dataran pegunungan Cyclop dengan puncak Gunung Dofonsoro. Daerah ini sangat indah dan dahulu kala tempat ini merupakan pangkalan pertahanan Mc Arthur.


Danau Sentani di Papua terletak antara 20.33 hingga 2041 LS dan 1400.23 sampai 1400 38 BT. Berada 70 – 90 m diatas permukaan laut. Terletak juga diantara pegunungan Cyclops. Merupakan danau Vulkanik. Sumber airnya berasal dari 14 sungai besar dan kecil dengan satu muara sungai, Jaifuri Puay. Diwilayah barat, Doyo lama dan Boroway, kedalaman danau sangat curam. Sedangkan sebelah timur dan tengah, landai dan dangkal, Puay dan Simporo. Disini juga terdapat hutan rawa di daerah Simporo dan Yoka. Dalam beberapa catatan disebutkan, dasar perairannya berisikan substrat lumpur berpasir (humus). Pada per-airan yang dangkal, ditumbuhi tanaman pandan dan sagu. Luasnya sekitar 9.360 Ha dengan kedalaman rata rata 24,5 meter. Disekitaran danau ini terdapat 24 kampung. Tersebar dipesisir dan pulau-pulau kecil yang ada ditengah danau.


Danau Sentani merupakan danau terbesar di Provinsi Jaya Pura. Lokasi bersejarah ini, menawarkan scenery yang luar biasa. Masih adanya beberapa Bangau dan Elang yang akan menyambar seekor ikan di Danau Sentani. Anda pun disediakan sebuah perahu Johnson saat mengelilingi danau tersebut.
Sayang Danau Sentani masih kurang terkenal sebagai salah satu objek tujuan wisata dibanding dengan tempat-tempat wisata bahari lain di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah membuat satu event berjuluk Festival Danau Sentani sebagai langkah memperkenalkan Sentani di mata wisatawan baek dalam maupun luar negeri.
Festival Danau Sentani
Festival yang diselenggarakan setiap tahun ini dimaksudkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya sebagai aset unik dari Ondoafi dan dijadikan satu paket wisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan domestik dan asing.

Pada festival ini akan ditampilkan Budaya yang sangat unik sebagai warisan dari nenek moyang (Ondoafi atau Ondofolo) antara lain seperti Tari Perang Di atas perahu dan tarian-tarian tradisional lainnya dari berbagai suku yang ada di Kabupaten Jayapura ditambah lagi dengan budaya dari daerah-daerah lain di Papua dan juga daerah lainnya di Indonesia yang mempunyai ciri hampir sama dengan danau sentani seperti masyarakat di sekitar Danau Toba di Sumatera, Danau Mindanao di Sulawesi Utara, danau Tempe di NTT dan sebagainya.


Festival Danau Sentani: Maskot Pariwisata Papua

Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik Membuka Festival Danau Sentani

Banyak orang lebih mengenal Suku Asmat dan lembah Baliem di Wamena yang menjadi tujuan wisata di Papua. Padahal Jayapura juga memiliki obyek wisata yang cukup banyak, seperti pemandangan alam di gunung Siklop yang menjadi paru-paru dunia sampai wisata sejarah berupa peninggalan perang dunia ke II. Tetapi jangan lupakan danau Sentani yang menyimpan banyak potensi dan kini dijadikan maskot pariwisata Papua .

Danau seluas 9.300 ha di ketinggian 75 meter dari permukaan laut ini memiliki panorama yang menakjubkan dengan perkampungan penduduk asli di sekitarnya. Terdapat 22 suku dengan bahasa dan tradisi yang berbeda. Seluruh kekayaan budaya inilah yang ditampilkan dalam Festival Danau Sentani yang sedang berlangsung sejak 19 hingga 21 Juni ini, dan dibuka oleh Menteri Pariwisata Jero Wacik.
Festival ini adalah festival seni pertama yang akan nantinya akan menjadi agenda pariwisata nasional tahunan di tanah Papua. Bahkan Jero Wacik telah mengarahkan agar itu semua foto promosi pariwisata nasional akan menampilkan Danau Sentani dengan keindahan alam dan budaya masyarakatnya yang amat memukau.
Pergelaran Budaya Festival Danau Sentani ini juga berfungsi menyemarakkan agenda pariwisata nasional Visit Indonesia Year (VIY) 2008. Festival ini juga ditujukan untuk menjadi pionir penyuguhan atraksi wisata danau di Indonesia. Itu sebabnya Menteri Pariwisata Jero Wacik mengundang setiap dinas pariwisata di daerah yang memiliki danau untuk hadir menyimak dan belajar dari kegiatan yang dilaksanakan untuk pertama kali ini.
Sementara itu bagi Bupati Jayapura Habel Suwae, pertunjukan akbar ini merupakan langkah awal untuk menjadikan Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, sebagai tempat tujuan utama wisata di Papua dan Indonesia tahun 2009.
Festival budaya adalah agenda pariwisata yang utama di Papua dan telah berlangsung beberapa kali. Festival Budaya yang pertama adalah Festival Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya yang menampilkan tradisi masyarakat Pegunungan Tengah dan telah berusia sembilan tahun. Festival berikutnya adalah Festival Budaya Asmat. Festival Danau Sentani menjadi festival yang ketiga.
Sebanyak 1.200 penari dari 24 kampung yang ada di danau Sentani, masing-masing kampung diwakili 50 penari, terlibat dalam Festival Budaya Danau Sentani ini. Kampung-kampung itu di antaranya adalah kampung Yobe, Hompolo, Yahim, Ifale, Asei, Dondai, Yoboy, Ayapo, Yahim,Puay, Yoka, Yahim, Doyo, Babrongko, Hobong, Sere, Atamali, Kwadware, Rebali, Neta/Nendali, Yakonde, Waena, Putali, Sosiri, Doyo Baru. Beberapa Kampung Ondoafi di sekitar pesisiran danau akan menampilkan budaya yang unik ciptaan leluhur Ondoafi dan Ondofolo, berupa menari dan berperang di atas perahu.
Festival Danau Sentani ini sekaligus merupakan pelestarian nilai-nilai budaya yang menjadi kekayaan khas Sentani. Sementara itu ketua Panitia Festival Danau Sentani (FDS) Maurits Felle, menjelaskan, bentuk kesenian yang akan ditampilkan pada FDS ini seperti tradisional baik berupa tari, musik dan lagu dengan tampilan asli dan hidup dan berkembang secara alami, budaya yang telah dijaga dan dilestarikan masyarakat adat Sentani secara turun-temurun.



Contoh tarian yang ditampilkan adalah Tari Kikaro atau Tari Sanjungan, tari tradisional asli masyarakat adat Kampung Dondai, Distrik Waibu Kabupaten Jayapura. Ada juga tarian Isosolo yang berisi cerita rakyat setempat, bahkan ada juga atraksi menari bersama buaya.
Selain itu dalam festival ini juga dipamerkan aneka benda adat milik suku-suku di Sentani dan sekitarnya, termasuk benda-benda berharga seperti mas kawin, manik-manik milik Ondofolo dan Ondoafi (kepala suku), serta senjata tradisional.


Sejumlah warga dari sekitar danau Sentani menari diatas perahu yang membawa mereka ke lokasi Festival Danau Sentani di kampung Asei, Sentani, Jayapura, Papua (19/6).

Tiga Acara Utama Dalam Tiga Hari
Ada tiga acara utama selama tiga hari penyelenggaraan festival. Dimulai dengan Menari Di Atas Perahu pada hari pertama yang diikuti sekitar 1040 peserta dari 26 kampung adat (ondoafi). Sedangkan pada hari kedua yaitu 20 Juni digelar acara Berperang Di Atas Perahu yang diikuti 600 orang dari 20 kampung adat, dan pada hari ketiga yaitu 21 Juni dilakukan Parade Budaya di atas perahu dan di darat.

Selain itu akan dilakukan upacara sakral masyarakat Sentani seperti penobatan Ondoafi.
Nampaknya inilah bukti dari komitmen pemerintah untuk menjadikan Jayapura sebagai kota budaya dan pariwisata. Festival ini telah dipromosikan hingga ke Berlin, sedangkan di tingkat nasional telah dipromosikan di Bali dan Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar